(untuk beberapa persiapan berlaku untuk semua kota di China juga)
Hola Hayalers, karena sekarang uda resign dan jadi
full timer IRT merangkap freelancer, tekad membangkitkan blog semakin kuat. Dan
mumpung banget masih fresh kemarin dari Beijing (tanggal 30 April – 8 Mei 2016,
termasuk perjalanan di udara yaa guys, official di China 7 hari ajah) gue akan share
apa aja yang harus kalian persiapkan sebelum ke Beijing, salah satu destinasi
wisata dunia yang nggak pernah sepi. Inti dari postingan ini adalah memotivasi
kalian yang takut ke negeri yang katanya bahasanya susah dan tulisannya kalian
nggak bisa baca, karena di sini selain persiapan, ada tips dan sedikit
pengenalan akan budaya dan kondisi Beijing. Ini dia 6 langkah yang harus
disiapkan:
1. Cek Cuaca
Karena judulnya
Backpack jadi ke sana bukan untuk belanja, semua-mua harus prepare dari sini.
Termasuk cuaca, karena Beijing 4 musim jadi ada 4 dresscode tentunya. Waktu gue
cek dari sini, cuaca di sana berkisar 25-33 ⁰C karena gue perginya tanggal 30 April-8 Mei 2016, kayaknya
pas lagi perubahan musim semi ke musim panas jadi cukup ekstrem perubahannya,
dan rata-rata ramalan cuacanya akurat. Untuk searchnya gampang, bisa pake apps,
bisa langsung googling “Weather in Beijing” + tanggal keberangkatan kamu.
(Jarang yang menggunakan celana pendek J) |
Nah suhu yang gue alami di sana adalah suhu paling nyaman untuk orang Indonesia, karena nggak terlalu jauh berbeda. Gue ekspetasinya sih sok-sokan kostum tropis dengan celana pendek. Taunya di sana anginnya kenceng banget dan dingin (nanti dijelaskan kenapa dingin anginnya di bawah). Jadi walaupun udah mulai berubah cuaca, disarankan pakai celana panjang aja, tuh di foto kita juga keliatan turis banget karena pakai celana pendek sendiri. Mereka (orang lokal Beijing) pada pakai celana panjang semua, sekalinya pada pakai rok eh pakai stocking juga.
(Dijamin pasti norak kalau lihat yang kayak gini!) |
Bagi yang suka dengan musim semi (karena di Indonesia nggak ada) dan pengen liat bunga sakura ala Jepang Korea, datengnya di awal April. Gue udah keabisan musim bunga, cuma dapet sisa-sisa bunga musim semi aja. Awalnya gue pikir bunga sakura itu tahan berbulan-bulan, eh taunya cuma sebentar aja. Dapetnya cuma bunga Tulip, itu pun udah mau rontok sebagian huhuhuhu. Tapi beruntung tetep dapet warna yang cantik, kayak foto di atas J . Ini link untuk lihat musim bunga dan lokasinya: www.ebeijing.gov.cn/BeijingInformation/BeijingNewsUpdate/t1159808.htm
(Hari pertama ke Great Wall jalur Mu Tian Yu, pollen sedang banyak-banyaknya) |
FYI, Beijing itu
ternyata kota yang sangat polusi, jauh lebih parah dari Jakarta tingkatnya,
karena polusi udaranya terdiri dari berbagai materi, selain dari kendaraan
bermotor dan pabrik, udaranya bercampur debu (karena ternyata dulunya Beijing
ini daerah padang gersang seperti daratan Amerika yang di film-film), dan ini
nih yang paling parah pollen. Pollen itu adalah serbuk sari dari pohon-pohon di
Beijing yang jumlahnya banyak banget, sekilas lucu kayak salju tipis, tapi
nggak lucu kalau merusak pernafasan kita. Apalagi kalau nggak hujan.
Beruntungnya hujan datang cuma sekali, di hari kedua gue di Beijing dan itu
cukup untuk menurunkan pollen. Kayaknya ada apps untuk mengukur tingkat polusi
di Beijing, karena ipar gue pernah pake dan nunjukin untuk tidak beraktivitas
di luar karena kadar polusi sudah tinggi, ditandai dengan warna merah. Kalau
kalian datang di bulan kedatangan gue ini, musim semi, harus banget bawa
masker.
(Pemandangan hijau seperti ini ada di setiap sudut Beijing, dan juga… Yeaps! Bunga mawar di mana-mana!) |
Beijing itu lagi
giat-giatnya reboisasi, karena tadi itu alasannya dataran aslinya (dan mungkin
sebagian besar dataran China) padang gersang, jadi susah air dan membuat orang
China sangat terkenal joroknya terutama urusan kamar mandi/toilet). Nah
reboisasi ini nggak cuma di gunung tapi di kota, jadi banyak taman atau hutan
kota di Beijing. Dan jangan kaget kalau musim semi semua taman di Beijing ada
HTMnya (tiket), kalau musim dingin gratis. Dengan adanya begitu banyak pohon di
Beijing, membuat oksigen banyak dan udara pun menjadi sejuk. Sayangnya gue
nggak tahu jenis pohon apa yang ditanam oleh pemerintah Beijing yang ternyata
pohon-pohon itu menghasilkan pollen. Teori gue ada 2, pertama mungkin dipilih
jenis pohon ini karena cepat tumbuh besar dan rimbun, teori kedua mungkin
dengan adanya pollen lebih cepat penyebaran pohon dari pada harus nanem sendiri
hehehehe.
2. Book Pesawat, Penginapan dan Visa
Tiket pesawat
gue booking sangat mepet. 1 bulan sebelum berangkat, and lucky us dapet promo
Malaysia Airlines, jadi berdua sama suami yang harusnya udah sekitar 11-12 juta
PP jadinya cuma 9.66jt aja, sekali lagi itu harga berdua PP lhoo. Malaysia
Airlines itu setara Garuda walaupun pelayanan mungkin masih di bawahnya, tapi
pamor Malaysia Airlines memang lagi turun sejak kehilangan 2 pesawatnya, yang
pertama hilang dan yang kedua jatuh ditembak. Hampir gw naik Xiamen airlines
yang katanya budget airlines China, skalian pikirnya transit di kota Xiamen,
pengalaman baru hehehe. Pucuk di cinta ulam pun tiba, di hari gue mo booking
Xiamen eh Malaysia Airlines promo. Selain murah, secara pelayanan juga jauh
lebih baik, dapet makan dan bagasi 30kg. Untuk pertama kalinya gue nggak mikir
soal packing yang ketat. Nah soal takut, hmm gue kan punya Tuhan yang selalu
jaga, mati hidup di tangan Dia kan J. Kalau kalian pesen dari jauh-jauh hari bisa dapet
harga lebih murah dengan pesawat yang lebih baik lagi kayak SQ atau Singapore
Airlines. Jadi nggak perlu mikir budget or no budget airlines.
(Suasana Nan Luo Go Xiang Hutong) |
Maap untuk
penginapan belum bisa share banyak, tapi berdasarkan banyak browsing di blog-blog,
kayaknya asik dan murah tinggal di hostel di Hutong-Hutong. Hutong itu sebutan
gang-gang kecil tua yang masih merawat bentuk aslinya kebudayaan kampung China.
Jadi as a backpacker murahnya dapet,
atmosfir kebudayaannya dapet juga. Pengalaman kemarin gue nginep di apartemen
kakak ipar yang kerjanya di kedutaan, apartemennya di Chaoyang District.
Jangan lupa cek
paspor kalian aktif sampai kapan, jangan lewat dari 6 bulan sebelum berangkat
ya karena paspor kalian udah nggak berlaku lagi dan nggak mungkin dapet visa.
Visanya kalau kalian bisa urus sendiri mending urus sendiri total biayanya Rp
540.000,- perorang. Tapi urusnya maksimal 1 bulan sebelum berangkat ya. Gue
udah buktiin kok kalau visa China itu adalah salah satu visa yang paling mudah
didapatkan. Dan hanya 4 hari kerja sudah bisa di tangan (termasuk hari pertama
itu pas dateng ngumpulin berkas). Walaupun sebagai pengalaman pertama urus visa
deg-degan, apalagi minta visa S2 (visit keluarga, karena mo kunjungan ke ipar
yang kerja di kedutaan China) ditolak jadinya visa turis (L). Suami yang masih
satu Kartu Keluarga sama kakaknya (ipar gue) lolos visa S2. Nah ipar gue cerita
“pacar” sodara suaminya aja bisa lolos visa S2, jadi kayaknya kantor visa China
itu agak mood-mood-an soal lolosin visa. Tapi nggak papa kok karena ternyata
nggak jauh beda antara visa S2 dan visa L. Oh iya, berkas yang harus disiapkan
untuk visa turis: Paspor yang masih
berlaku, formulir aplikasi visa, fotokopi KTP 1 lembar, print out tiket pesawat
PP, bukti reservasi penginapan (atau surat undangan berbahasa Inggris dari
keluarga atau kerabat tempat menginap di sana, disertai alamat lengkap) dan 1
lembar foto. Fotonya ukuran 4x6 aja dengan latar putih dan langsung di temple
di form. Berikut link untuk isi form online visa: https://www.visaforchina.org/JKT_EN/
3. Download Apps
Siapa bilang di
sana ga bisa survive tanpa internet. Nih ada aplikasi-aplikasi keren yang gue
udah buktiin berguna banget selama di sana karena OFFLINE, a.k.a bisa tetap
berfungsi walaupun tanpa internet, tapi gue share juga yang harus online kok.
Btw ini android ya, untuk IOS coba cari aja:
(Wujud aplikasi-aplikasi yang harus diunduh) |
a. Baidu Browser
Khusus untuk yang bisa browsingan
dan bisa berbahasa mandarin karena Google, Facebook, Twitter, Telegram dan
beberapa apps lain ga bisa dipakai di sini. Berhubung gue ga bisa mandarin jadi
BYE.
b.Explore
Beijing Subway Map
(Lengkap banget dan sangat mudah digunakan) |
Isinya peta online jalur metro
atau MRTnya Beijing. Sangat ramah turis. Dan Metro Beijing pakai tulisan latin
jadi kendaraan paling aman dan murah di Beijing.
c. Beijing Map
Offline
(Contoh penjelasan di salah satu tempat wisata favorit Beijing) |
Peta offline Beijing. GPS kita
nyala kok di peta offline ini. Jadi nggak bakalan takut nyasar. Karena traffic
di Beijing 2 arah, nggak kayak Singapore yang kadang-kadang ada 1 arah dan Bus
linenya beda jurusan. Bedanya sama Indonesia mereka setir kiri, jadi kalo mo
minggir bukan “Kiri Bang!”. Sukanya dari apps ini adalah panduan dari menu
Directory dan pilih attractions, ada A-Z tempat yang kalian bisa kunjungi di
Beijing disertai penjelasannya. Sangat lengkap karena diambil dari Wikipedia.
d. Beijing
Travel Guide
(Walaupun masih banyakan tulisan China, tapi bagi yang pintar baca peta sangat berguna) |
Gue lebih sering pake yang ini,
lebih enak liatnya dan GPSnya oke banget akuratnya jadi nggak takut kesasar.
Tapi kalau mau peta Beijing paling lengkap yang Cuma di Baidu. Yahh, tapi modal
dua peta offline ini udah sangat membantu gue di Beijing.
e. China Offline
Map Guide Hotels
Ini peta offline untuk kalian
yang mau keluar kota selain Beijing. Tapi waktu di Tianjin, GPSnya nggak mau
keluar atau memang tidak memungkinkan untuk muncul di apps ini. Btw Tianjin ini
setengah jam dari Beijing dengan kereta cepat. Jam keberangkatan jangan
khawatir ada banyak, tapi sekedar tips kalau mau pergi pulang dalam sehari
mending beli tiket pulang sekalian. Harga kereta cepat dari Beijing ke Tianjin CNY
93.5 (Yuan).
f. Baidu Maps
Untuk kalian yang nggak jago
mandarin tapi jago banget baca peta kayak gue harus banget download apps ini
karena ini adalah peta terlengkapnya China termasuk Beijing. Tapi sayangnya
karena gue memang tidak berencana online di sana jadi Baidu mapsnya nggak
kepake sama sekali. Mungkin offline nya ada tapi karena pake tulisan china,
jadi gue nggak ngerti hehehe.
g. Waygo
Nggak bisa mandarin? Jangan takut
karena ada apps ini. Untuk tulisan di menu, besar, pokoknya bukan yang
piyik-piyik kayak di buku atau Koran, dia bisa baca. Bukan literary bener sih,
tapi basic meaningnya at least kita jadi tahu. Mungkin kayak awal-awal Google
translate gituu. Mau pesen makan, mau tahu jurusan jadi nggak usah pusing lagi.
Apps ini Offline lagi. Kita jadi jago baca tulisan mandarin dalam sekejap.
h. Hanping Chinese
Dictionary
Sebagai pelengkap lagi kalau
nggak bisa mandarin adalah apps ini. Dia akan bantu menerjemahkan bahasa
Inggris ke mandarin plus penulisan plus cara melafalkannya keren kann. Dan
lagi-lagi apps sekeren ini offline. Tapi perkata ya, kalau mau cari dua suku
kata tinggal scroll ke bawah. Contohnya mau tahu bahasa mandarin bebek peking,
ketik aja “Duck”, lalu enter dan scroll ke bawah deh cari padanan kata “Duck”
sampai ketemu “Duck Pecking”.
4. Bikin Itinerary dan Cari Info Free Walk Tour
Karena selama di
sana biaya dan akomodasi ditanggung ipar, jadi gue yang biasanya bikin
itinerary sedetail mungkin jadi bikinnya sesimple mungkin. In case kalau kalian
ada yang bernasib sama dengan gue, itinerary tetap harus dibuat walaupun kalian
ditanggung, karena kalian pasti ditanya maunya ke mana saja, jadi tetap harus
browsing-browsing tempat-tempat layak kunjung di Beijing. Dibuat sesederhana
mungkin supaya fleksibel bisa ditukar ke hari lainnya. Gue bikin untuk 7 hari full di sana, berikut sekilas
itinerary sederhana ala gue (oiya karena gue mupeng banget pengen liat bunga
sakura dan saudara-saudaranya jadi itinerary gue taman semua, pada akhirnya
nggak kesampaian semua karena nggak sempat euy waktunya):
Day 1, Sunday
Yuyuantan Park – Cherry
Blossoms flowers
Summer Palace
Fragrant Hills Park
Bird Nest & The Cube -olimpiade
Day 2, Monday
Former residence of Soong Ching Ling – Crab
Apple Flowers
Beijing Botanical Garden –
Peach Blossoms Flowers
Old Summer Palace
Forbidden
City / Tiananmen Square / National Museum
Day 3, Tuesday
Drum Tower and Bell Tower
Hutong : south Gong and Drum Lane (NanLuogo Xiang)
Lama Temple
Zhongsan Park – Tulip
Temple
of Heaven
Beihai Park
Wang Fujing Shopping Street & Hawker street food
Donghuamen Night Market
Day 4, Wednesday
The Hutong free tour at 5
pm-8pm
Jinshanling Great wall – the
best view- quiet- cable car /
Badaling Creative Wall – the
best facilities, cable car, most crowded /
Mutianyu Great Wall the most popular and the easiest
Chaoyang Acrobatic Theater
Day 5, Thursday
798 Art Zone
Tianjin
Tianjin Eye
Day 6 Friday
Jie Fang Lu, “Wallstreet
Tianjin”
Porcelain House
Back to Beijing from Tianjin
Panjiayuan Market
Nginep di rumah saudara yang
lain
Day 7 Saturday
San Li Tun Bar District
(Yang distabilo yang berhasil
dikunjungi)
Soal Free Walk
Tour, Sayangnya gue gagal ngejer yang ini (Free Walk Tour) karena liburannya
semi backpacker-semi dibayarin jadi nggak bisa bikin schedule sendiri. Tapi
sama kayak di negeri-negeri lain Free Walking Tour pasti ada (gue pernahnya
yang di Singapore – Chinatown). Enaknya selain gretongan, kalian bisa ketemu
orang baru, dan kisah sejarah asli daerah itu yang orang lain/tur lain nggak
bisa kasih. Rasanya kalian jadi pintar dari pada turis-turis yang bisanya
foto-foto aja tapi nggak tahu makna yang mereka foto apa.
Tips kalau
kalian nggak bisa online atau telpon di sana adalah dengan cara email untuk
mendaftar diri kalian dari sini. Catat atau print info penting. Gue sebenernya
niat banget ampe print semua info mereka. Ini link salah satunya: www.beijingwalking.com . Banyak
pilihan yang lain kok tinggal googling dengan kata kunci: Free Walking Tour
Beijing.
5. Barang-Barang yang harus Dibawa
a. Tisu Basah dan Tisu Biasa
Gue bukan tipe perempuan yang
membawa tisu ke mana-mana, apalagi yang namanya tisu basah. Tapi ke Beijing
atau daerah China lainnya sepertinya HARUS bawa tisu basah dan kering atau
biasa. toilet di tempat umum sangat jorok. Di daerah ekspatriat atau mall bagus
bersih kalau pagi, di kala malam mau sebagus dan sekeren apapun tetap jorok.
Jadi sedia tisu basah, dan selalu pilih toilet jongkok kalau ada.
b. Payung, Topi, Sunblock
Ketiganya dibawa di saat musim
panas dan musim semi karena kemungkinan hujan lebih besar dan karena banyak
kegiatan outdoor jadi harus pakai sunblock.
c. Masker
Seperti yang sudah dijelaskan
tentang pollen jadi jangan lupa bawa masker. Tapi ada alasan lain juga. Entah
memang beberapa orang Beijing bau badan atau kebetulan waktu gue ke sana sedang
cukup panas dan membuat orang-orang sana berkeringat dan berbau badan hampir
sama dengan orang India di Singapura. So, masker berguna juga untuk alasan ini.
d. Obat Pribadi
Kalau punya sakit tertentu harus
bawa karena di China dengan persoalan bahasa kita akan kesulitan menemukan
obat. Selain obat, bawa vitamin, dan kalau gue pribadi bawa Antangin atau Tolak
Angin dan minyak kayu putih. Karena anginnya nggak ada ampun, sampai masuk
angin beberapa kali.
e. Bolpen
Terutama untuk newbie ke luar
negeri, bolpen sangat penting untuk mengisi Kartu Imigrasi Negara Tujuan
kedatangan saat kita mau sampai di negeri tujuan dan waktu pulang mengisi form
Bea Cukai. Dari pada ribet pinjem orang, lebih baik kita bawa sendiri.
f. Power Bank
Karena kita akan banyak di jalan
jadi bawalah power bank, mengenai colokan di Beijing tidak usah khawatir karena
jenis colokannya sama dengan di Indonesia. Tips kalau mau bawa power bank,
bawalah yang ada ukuran kapasitasnya, misalnya 6000mAH. Pengalaman pribadi dari
Jakarta-Kuala Lumpur-Beijing tidak ada masalah dengan power bank ini. Tapi dari
Beijing mau masuk pesawat, salah satu power bank gue disita karena tidak ada
ukuran kapasitasnya. Bahkan sempat dicurigai petugas bandara karena gue sampai
harus dicek 2 kali. Kalian nggak mau ketinggalan pesawat karena pemeriksaan
yang ribet kan? Jadi sebaiknya simpan power bank dan hardisk di bagasi saja.
FYI, petugas bandara Beijing emang terkenal agak ribet, jadi jangan
macem-macem.
6. Cari rate Yuan ke Rupiah
Kalau ini harus
rajin dan pakai skill menaksir kapan rupiah kuat dan lemah, tapi tenang aja
nggak bakal jauh-jauh beda sih untuk jumlah yang dibawa backpacker, lain cerita
kalau ke sana memang mau belanja. Tapi kalau mau belanja di Beijing agak rugi
harganya sama aja atau lebih mahal dari online shop di Indonesia. Kalaupun
ngotot pengen beli di Beijing, harus nawar sekitar 80-90% itupun harus dengan
muka tebel nahan omelan mereka. Beijing mungkin kota paling mahalnya China.
Kalau barang-barang murah di China Selatan seperti Quanzhou. Gue aja beli
oleh-oleh pakai online shop mereka dibantu ipar, karena pakai tulisan china,
lebih murah tapi nggak murah-murah amat. Mungkin lebih mahal dari oleh-oleh
souvenirnya Singapur.
Katanya sih
penukaran valas yang paling bagus di VIP Menteng itu tapi gue nggak pernah
kesampaian ke sana karna dulu masih kerja, sedang mereka bukanya pas jam kantor
aja. Tapi untuk perbandingan bisa tanya rate/kurs sama mereka di www.vip.co.id . Trus denger-denger ngantrinya
puanjang. Jadi langganan gue Empat Delta di mall Grand Indonesia dan Lotte
Shopping Mall karena mereka buka sabtu minggu. Tapi karena kemaren kepepet H-1
baru nuker di mall Giant Bekasi (jangan pernah dicontoh), rate yang harusnya Rp
2.030,-/Yuan jadi Rp 2.050,-/Yuan.
Sekedar saran
cari money changer yang terkenal dan pasti aja karena ternyata Yuan yang CNY 100
itu banyak palsunya. Pengalaman gue selama di sana mereka selalu ngecek uang
100 Yuan gue. Dan pernah denger cerita dari ipar ada orang yang apes nukerin
Yuan dari Indonesia sebagian besar palsu.
Itu dia persiapan yang harus kamu
lakukan sebelum ke Beijing. Panjang yaa, tapi tenang masih ada lagi yang akan
gue share, soal kebudayaan Beijing dan tempat-tempat yang gue kunjungi selama
di sana. Kalau ada pertanyaan langsung ke comment di bawah, gue usahain bisa
jawab.