Sekarang
pemerintah memudahkan pencairan BPJS Ketenagakerjaan yang dulunya peraturannya
5 tahun setelah resign baru bisa mencairkan sekarang, sebulan sudah keluar dari
perusahaan uang bisa ditunaikan langsung. Seperti cerita gue kemarin kalau gue
baru aja keluar dari perusahaan dan belum punya rencana untuk bekerja dalam
waktu dekat, jadi kami berdua (suami istri) sepakat untuk mencairkan dana JHT
(Jaminan Hari Tua) punya gue.
Ternyata
mudah kalau kita tahu aturannya, tapi agak ribet kalau tidak tahu aturannya.
Nah kalau kalian berniat untuk mencairkan dan baca blog gue ini berarti gue
asumsikan kalian melek internet dan sebaiknya menggunakan jalur yang gue
gunakan, yakni jalur internet. Karena ada dua jalur untuk mencairkan JHT.
Pertama manual, kedua eklaim atau melalui internet. Tapi kalau kalian masih
merasa gaptek dan ribet urusan internet berarti silahkan gunakan jalur manual
yang berarti kalian harus antre dari jam 5 pagi (Yeap!) hanya untuk ambil
antrian (Yeap! Yeap!) dan masih harus menunggu sampai kantor BPJS ketenagakerjaan
buka jam 8 – 8.30an (Bulan puasa) dannnn…. masih harus menunggu lagi nama kita
dipanggil (gue yang lewat internet aja 2,5 jam baru dipanggil) dan itupun kalau berkas kita benar semua baru
bisa diproses.
Berikut
pengalaman gue, dan itu pun gue udah dibimbing (diberi petunjuk) sama HRD gue.
Karena PD udah dikasi tuntunan gue pikir ah gampang jadi gue yang biasanya
apa-apa cek internet cara ini itu, kali ini gue pergi tanpa browsing soal
cairin dana JHT. Bener-bener jangan diikutin! Karena petunjuk dari HRD pun
tidak selengkap pengalaman dari cerita orang yang mencairkan sendiri. Makanya
gue share supaya kalian tidak mengulangi kesalahan-kesalahan yang gue lakukan.
Pertama-tama gue
catet tuntunan dari HRD gue, simak ya:
1. Ke kantor
Dinas Ketenagakerjaan, bawa:
· surat untuk BPJS Ketenagakerjaan yang dari
kantor minta dilegalisir di Dinas Ketenagakerjaan.
· Surat untuk Dinas Ketenagakerjaan dari kantor
· Surat rekomendasi Kantor
· *Ketiga surat di atas gue dapatkan dari kantor
secara bersamaan dalam satu amplop ketika gue resign
2. Ke kantor
BPJS Ketenagakerjaan di mana saja, bawa:
· Surat untuk BPJS Ketenagakerjaan yang sudah
dilegalisir Dinas Ketenagakerjaan
·
Kartu Asli Jamsostek
·
Buku tabungan sendiri, Bank apa saja boleh
Gue kerja di
Cikarang, karena Cikarang bagian dari Bekasi gue pikir gue mau ke Dinas Ketenagakerjaan
kota Bekasi, biar langsung deket dan karena gue pikir prosesnya ‘ah cepet’, cairin
JHTnya di BPJS Ketenagakerjaan kota Bekasi. Untung gue nanya HRD gue karena asumsi
gue ternyata salah. Memang cikarang daerah Bekasi, tapi bukan daerah kota
Bekasi, jadi maksudnya Cikarang itu bagian dari Kabupaten Bekasi. Dinas
Ketenagakerjaannya berarti di daerah Delta Mas, Cikarang yang merupakan pusat
pemerintahan Kabupaten Bekasi. Jadi tips
pertama kalian harus pergi ke Dinas Ketenagakerjaan di daerah kalian berada dan
jangan sampai salah asumsi. Kota Bekasi beda dengan Kabupaten Bekasi. Masih
bingung? Contoh lagi deh kalau kalian kerja di daerah kabupaten Bandung jangan
pergi ke Dinas Ketenagakerjaan "kota" Bandung, tapi perginya ke Dinas
Ketenagakerjaan "kabupaten" Bandung.
Kalau
ngeliat tuntunan HRD gue, wih gampang ya sehari kelar nih. Dengan pedenya gue tanggal
17 Juni 2016, ke kantor Dinas Ketenagakerjaan kabupaten Bekasi yang ada di
Delta Mas hanya berbekal berkas di atas. Begitu sampe, di kaca loket udah ada
tulisan : Pencairan JHT memerlukan fotokopi KTP, Fotokopi kartu BPJS
Ketenagakerjaan (kalau gue masih pakai kartu Jamsostek), dan fotokopi Paklaring
2 lembar. Widih, apa pula itu Paklaring??? Malu bertanya tersesatlah engkau,
jadi nanya-nanya deh gue Paklaring itu apa sih Bu? Dari penjelasan yang agak
ribet singkatnya Paklaring itu Surat Rekomendasi Kerja. Awalnya gue panic karena nggak tau Paklaring itu apa, kedua gue nggak
fotokopi semua berkas gue. Untungnya di situ ada koperasi dan menyediakan jasa
fotokopi, tapi gue nggak tahu apakah semua kantor Dinas Ketenagakerjaan ada
tempat fotokopinya. Setelah gue fotokopi Paklaring 2 lembar dan KTP dan Kartu
Jamsostek/BPJS Ketenagakerjaan, ternyata ibu adminnya bilang fotokopi KTP dan
kartu Jamsostek-nya masing-masing 2 lembar, dan surat untuk BPJS
Ketenagakerjaan 1 atau 2 lembar dan
balik lagi deh gue ke kang fotokopi. Jadi
tips ke-2, jangan segan-segan fotokopi semua berkas termasuk KTP yang banyak.
Nah ternyata
yang dilegalisir pun bukan surat untuk BPJS Ketenagakerjaan tapi Paklaring dan
Surat untuk Dinas Ketenagakerjaan itu. Itupun gue sendiri yang harus minta
tanda tangan orang TU (Tata Usaha) Dinas Ketenagakerjaan. Dan begitu
dilegalisir lagi sama bagian loket, gue disuruh masuk dan ditagih Rp 10.000,-.
Nggak kaget sih karena udah dikasih tau sama HRD gue, untungnya gue udah
siapin. Gue nggak tau ya itu resmi atau enggak yang jelas gue tidak menerima
tanda terima. Jadi tips ke-3 siapkan
uang receh untuk biaya-biaya tak terduga dan parkir.
Sebagian
berkas dia ambil untuk administrasi sisanya dikembalikan ke kita untuk dibawa
ke BPJS Ketenagakerjaan. Pihak mereka pun tidak kasih tips apapun untuk ke BPJS
Ketenagakerjaan, tapi nanya aja mau ke BPJS mana. Karena tadinya gue mau ke
BPJS Ketenagakerjaan yang di Cikarang, Jababeka, kata mereka karena masih di
kota yang sama gampang prosesnya. Jadi ya di kepala gue ini semua gampang.
Bergegaslah
gue ke Jababeka dan sampai di sana banyak orang sudah menunggu di kursi, gue
disamperin Pak Satpam dan bilang mau apa? Gue bilang aja mau cairin JHT. Dia
bilang nggak bisa. Waktu itu gue sampai sana sekitar jam 10-11an siang. Katanya kalau
mau manual bulan September, itupun pencairan 7 hari kerja. Kalau mau lewat online
dan dikasihlah gue kertas (di bawah foto kertasnya). Yah gue pikir susah-susah ke sini
taunya nggak bisa. Jadi gue nggak tau ya tiap daerah punya regulasi yang berbeda
atau hanya di sana aja yang rese dan nggak mau nerima manual. Btw di sana ada
mesin komputer sepertinya untuk yang mau daftar online. Gue mau coba tapi
ternyata harus scan data-data, jadi sama aja donk mending ngerjain ini di
rumah. Dengan dongkol gue pulang.
Gue
pulangnya ke rumah orang tua gue (Tanggal 20 Juni 2016) yang di Pamulang karena
lengkap printer, fotokopi, scanner, internet ada semua. Itu perlengkapan yang
gue butuhin untuk eklaim BPJS Ketenagakerjaan. Gue ngerjainnya malam. Sampai di
rumah gue ikutin semua prosedur eklaim yang ada di gambar bawah.
Sangat membantu kita tuntunan dari BPJS Ketenagakerjaan |
Email pertama setelah berhasil kirim berkas eklaim |
Dan setelah upload berkas selesai dapet email Dr BPJS Ketenagakerjaan seperti foto di atas. Tapi kali ini
karena udah males ke BPJS Ketenagakerjaan di Jababeka gue milih yang deket
rumah Pamulang, jadi di BPJS Ketenagakerjaan Tangerang Selatan, lokasinya deket
pintu masuk utama Gading Serpong. Gedungnya ijo-ijo gitu. Gue nekad sebenernya,
harusnya nggak papa sih karena JHT bisa dicairkan di kantor BPJS di mana saja.
Cuma parno gara-gara omongan petugas Dinas Ketenagakerjaan yang bilang lebih
mudah di BPJS yang sedaerah kantor.
Enaknya e-klaim, dapat dipastikan jika kalian mendapat
email konfirmasi lagi setelah email pertama dalam hitungan 1 hari paling lambat jam 19.00 besoknya, artinya
berkas kalian lolos. Kalau manual mah belum tentu dan bisa disuruh pulang lagi
kalau salah atau kurang bawa berkas, apes deh. Mending kalau deket rumah kantornya,
lha kalau jauh kan males banget antri nomor lagi dari jam 5 pagi, karena jam 6 udah
abis biasanya untuk 30-40 nomor saja. Gue lihat sendiri banyak yang disuruh pulang kalau berkas nggak lengkap.
Ceritanya nih
gue nggak yakin sama e-klaim, jadi besoknya tanggal 21 Juni 2016, sambil gue mau
ngurus pindah KTP di Serpong postingan lain ya ceritanya) dan gagal akhirnya
sekalian ditemenin bokap di sana. Dapatlah cerita kalau nggak bisa manual itu
karena harus antri ambil nomor dari jam 5 pagi, karena satpamnya udah buka
antrian jam 6 tapi udah dijamin abis. Mungkin kalian bertanya-tanya apakah
orang-orang yang resign sebanyak itu, mungkin ya, tapi penjelasan logisnya
karena aturan ini baru berlangsung setahun belakangan jadi yang tadinya mau
nunggu 5 tahun karena sekarang udah bisa cair jadi pada numpuk deh mau nyairin
JHT mereka. Mudah-mudahan ke depannya tidak seribet ini. Tapi kalau eklaim gue
jamin nggak kok, asal semua berkas lengkap dan benar. Sehari aja cukup.
Akhirnya gue
pulang lagi dengan tangan hampa karena apa daya emailnya belum datang jadi gue
nggak bisa juga urus di hari itu. Nah gue baru dapat email konfirmasi yang
kedua itu sore yang sama jam 4-an. Berikut emailnya:
Setelah dapat email ini berarti kalian sudah bisa ke kantor BPJS tapi jangan lupa isis dan print Form F5-nya |
Jadi gue besok
paginya berangkat lagi ke BPJS Ketenagakerjaan Tangerang Selatan. Awalnya gue
pikir eklaim enak gitu, nggak usah antri, tapi baca dari emailnya ternyata tetep
harus ambil nomor antrian, makanya gue parno lagi karena denger yang dateng
dari jam 5. Tapi otak gue masih waras, jadi gue nyampe sana pas jam 8. Walaupun
katanya bukanya jam 8.30. Dari luar nampak sepi, satpam cek berkas gue dan gue
dikasih form yang harus diisi dan dikasi materai.
Dang! Gue sih
udah feeling ada materai tapi pas ke kantor pos abis (kebetulan juga gue tipe
yang di dompet selalu ada materai). Si satpam nunjuk ke warung persis depan
kantor BPJS, kayaknya mereka udah biasa tahu pasti ada yang nggak bawa materai
jadi keuntungan buat mereka. Belilah gue materai 6000 seharga Rp 8.000,-. Tadinya
gue dikasih form F5, pas gue isi gue pikir kok sama dengan F5 yang udah gue isi
di eklaim dan gue print, gue bilang ke satpam dan dia cek iya bener sama jadi
gue nggak perlu isi form F5 manual. Setelah ngumpulin form bermaterai, gue
nggak dikasih nomor antrian apapun cuma disuruh masuk. Dan Eng! Ing! Eng! Di dalem udah
penuh orang. Mereka asli niat banget ya yang pakai jalur manual, nunggu dari
pagi buta gitu. Berkas gue ditaro di salah satu meja dan gue disuruh duduk. Tips ke-4 jangan lupa bawa materai dan
bolpen untuk isi form dan tanda tangan.
Singkat cerita
gue dari jam 8 itu baru dipanggil jam 10.30. Dua jam setengah mati gaya jadi sepertinya tidak ada nomor antrian, entah gimana cara mereka mengurutkan panggilan. Jadi Tips ke-5 adalah pastikan HP kalian baterainya
penuh, kuota internet masih banyak (Ada tulisan WiFi tapi nggak ketemu tuh gue
sinyalnya), atau bawa buku buat dibaca, apapun yang bisa bikin kalian nggak
mati gaya.
Tapi masalah
belum selesai, setelah nama gue dipanggil gue serahin berkas semuanya lengkap,
oya dari yang HRD gue bilang ada satu yang dia nggak sebutin selain KTP adalah
KK asli. Jadi pas dateng setelah berkas eklaim berhasil, kalian harus bawa
berkas aslinya seperti surat-surat yang dilegalisir, KTP, KK dan buku Tabungan.
Gue hampir punya 3 masalah, gue akan share karena siapa tahu kalian punya
masalah yang sama dengan gue. Masalah pertama, di hari sebelumnya gue lagi urus
pindah KTP, dan takut banget KTP gue dicabut, kalau dicabut gue nggak bisa urus
BPJS Ketenagakerjaan. Tapi gue mikir kalaupun dicabut gue akan minta surat
pengganti KTP yang dilegalisir Disdukcapil (Dinas Ketenagakerjaan dan Catatan
Sipil). Masalah pertama selesai karena gue udah e-KTP jadi KTPnya nggak
dicabut. Tapi muncul masalah kedua, karena nama gue di KK gue yang lama
dicoret. Gue nggak hilang akal, gue minta fotokopi KK gue dilegalisir, gue
bilang ke petugasnya gue butuh itu untuk cairin JHT di BPJS. Katanya bisa, tapi
nunggu KK gue yang dicoret keluar baru gue bisa minta legalisir di loket yang
berbeda. Masalah kedua selesai setelah petugas BPJS bener nanya di mana yang
asli, gue bilang aja ini kan udah dilegalisir jadi kan sama aja dengan yang
asli. Contreng masalah kedua. Nah masalah ketiga nih yang agak ribet. Karena buku
tabungan yang gue scan dan gue bawa itu CIMB NIAGA.
Jadi ceritanya setahun atau
6 bulan ini terjadi pergantian nomor rekening di semua nomor rekening CIMB NIAGA dan itu tidak tercetak di buku
tabungan. Jadi kalau kalian mengalami hal yang sama dengan gue, kalian harus ke
bank dan minta surat keterangan kalau nomor rekeningnya berubah. Tapi itu
sebenernya lebih ribet sih. Untung si mbak yang layanin gue ternyata nggak terlalu
ribet dan nggak minta gue pulang, dia cuma minta print screen internet banking gue
yang membuktikan nomor rekening gue berubah (ada dua nomor rekening di e-banking
CIMB CLICKS gue) dan email print screen itu ke email dia. Tralaaa!!! Tuh kan
gue bilang apa harus punya kuota internet banyak, berguna juga untuk ini.
Selesai deh ketiga masalah gue dan keluarlah klaim gue, dalam waktu 24 jam-7
hari JHT gue yang lumayan akan ditransfer ke rekening gue. Tips ke-6 adalah pastikan berkas kalian itu tidak dalam proses
pergantian kayak gue.
Kalau nggak
salah dalam 2 hari udah masuk tuh, malah jumlahnya lebih gede dari yang mbaknya
bilang ke gue. Puji Tuhan.
Tips-tips Lain:
1. Mungkin ada yang nanya, abis
baca postingan ini berarti disambil aja atau sebelum ke Dinas Ketenagakerjaan
bikin eklaim dulu biar bisa dalam satu hari ke BPJSnya, nah kalau menurut gue
jangan. Tetep ikutin prosedurnya dari Dinas Ketenagakerjaan dulu karena yang
di scan berkasnya adalah yang udah dilegalisir.
2. Total hari yang gue habiskan
untuk mengurus BPJS Ketenagakerjaan adalah 1 hari di Dinas Ketenagakerjaan dan
BPJS Ketenagakerjaan, 1 hari bikin eklaim BPJS Ketenagakerjaan, 1 hari di BPJS
Ketenagakerjaan dan 1 hari di BPJS Ketenagakerjaan lagi, jadi 4 hari kerja. Nah
kalau gue tahu dari awal gimana prosedur yang benar dan berkas semua lancar
mungkin bisa 2 hari aja, kalau pagi setelah di Dinas Ketenagakerjaan gue
langsung bikin eklaim dan mudah-mudahan langsung dapat email balasan di hari
yang sama atau besok paginya. Dan Hari kedua tinggal urus di BPJS
Ketenagakerjaan dengan bawa eklaim. Tapi kalau nggak buru-buru standarnya 3
hari
3. Kalau nggak salah JHT mungkin
bisa cash tapi ada batasnya. Di atas batas itu harus ditransfer. Tapi mungkin
kalau via eklaim sudah pasti harus ditransfer karena syaratnya harus ada scan
rekening buku tabungan
No comments :
Post a Comment