Monday, August 09, 2010

Torrie and the Prince ep. -22-

Bab 22

Kepala Auggie terasa berat sekali. Belum pernah ia merasakan rasa sakit yang begitu hebat seperti ini seumur hidupnya. Ketika dibuka matanya, ternyata ia berada di kamarnya sendiri. Dilihatnya di sebelah kirinya ada Torrie yang terlelap dengan kepala tertelungkup di ranjangnya Auggie. Torrie telihat sangat lelah. Auggie berusaha untuk keluar dari ranjang itu walaupun kepalanya masih sangat pusing.

Setelah itu diangkatnya Torrie dan dipindahkannya di ranjangnya sendiri. Tapi Torrie terbangun saat akan dibaringkan,”Gie, elo kok angkat-angkat gue?Elo khan lagi sakit!”

“Gue nggak kenapa-napa kok!” Auggie berbohong.

Torrie segera berdiri dan memegang kening Auggie. “Bohong! Masih panas gini masih bilang nggak kenapa-napa. Ayo tiduran, kalo enggak gue panggil dokter nih!”

“Iya, Bu Dokter! Tapi anda apa nggak istirahat juga, anda khan masih sakit.” Auggie menuruti Torrie, ia segera merebahkan tubuhnya di ranjang.

“Kemarin waktu elo pingsan gue juga hampir pingsan tapi untung ada orang nolongin. Kita sempet dirawat di rumah sakit, tapi nyokap Uggie takut Uggie masih trauma sama rumah sakit jadi elo nggak jadi rawat inap. Trus gue juga malemnya maksain untuk pulang karena gue juga udah ngerasa nggak kenapa-napa.”

Auggie agak tersinggung karena traumanya disinggung, tapi ia juga khawatir dengan keadaan Torrie. “Walaupun udah baikan, seharusnya elo istirahat di rumah. Bukannya keluyuran ke rumah cowok! Eh iya…Giliant gimana?”

“Huh! Giliant ditanyain juga, masa gue saingan ama Giliant belum lagi si Kitana.”

“Ngomong apa barusan?”

“Enggak kok! Giliant baik-baik aja, pokoknya elo tenang aja deh.” Torrie menjawab dengan ketus.

“Tenang, Rie diantara Giliant dan Kitana elo tetep nomor 1, tapi elo khan belum jadi cewek gue. Jadi gimana mau nggak? Eh… tapi gimana sama Nick…Dia khan juga sayang sama elo.” Auggie jadi merasa menyesal karena merasa senang di atas penderitaan saudara sendiri.

“Elo ini bener-bener saudara kembar nggak sih sama Nicky. Masa perasaan saudara kembar sendiri nggak tau? Gini deh, biar dia yang jelasin sendiri.” Torrie memberikan HP-nya yang sudah memanggil HP Nicky ke Auggie yang masih kebingungan. Hpnya dalam keadaan loud speaker.

“Napa Rie?...”

“Ini gue…”

“Eh elo, Gie. Gue sekarang ada di Jogja. Sedang berusaha meraih soulmate”

“Soulmate?”

“Iya, soulmate! Sorry selama ini gue bo’onging elo Gie. Sebelumnya gue mau jelasin, pandangan gue tentang Torrie sebagai putri gue, sama seperti pandangan Torrie yang menganggap gue pangerannya. Kemarin kita udah clear-in semuanya. Pangeran-putri itu hanya imajinasi kami aja. Dan waktu gue bilang gue serius sama Torrie itu semua bo’ong karena gue pengen manes-manesin elo biar elo bisa survive sendiri.”

“Ok, gue maafin elo, tapi hubungannya soulmate dengan Jogja apa?”

“I’m in love with Lara…gue tau elo pernah deket sama dia, jadi gue sekalian minta ijin sama elo untuk deketin dia…Gie…elo dengerin gue nggak? Kali ini gue bener-bener jujur dan serius.”

“…”

Torrie melihat keraguan di wajah Auggie, tapi setelah itu Auggie malah tertawa bahkan bisa dibilang ngakak.

“Hahahaha….ngapain minta ijin sama gue. Kayak mo kawin aja. Ya udah gue ijinin sebagai seorang adik yang baik untuk kakakku Nicky tercinta. Selamat berjuang!”

“Dasar!!! Gue kira elo bakal marah tau!”

“Ngapain marah, justru gue mau berterima kasih, tanpa elo belum tentu gue bisa di tahap ini sekarang. Ya, udah deh salam buat Lara. Bye!”

“Bye!”


“Masalah Nick udah selesai jadi gue udah bisa lega. Kalo dipikir-pikir kisah kita bisa jadi film yang bagus dengan judul Torrie-Auggie.” Auggie membayangkan film yang mengisahkan kehidupan mereka dengan ttersenyum.

“Kebagusan, mendingan juga Torrie-Uggie!”

“Nggak bisa pasangan-pasangan itu khan selalu keren namanya seperti Romeo-Juliet. Kalo salah satunya jelek yang lain haus jelek jadi Vic-Uggie! Ah, enggak itu juga masih kebagusan…” Auggie masih memikirkan judul yang tepat.

“Ngomongin pasangan serasi, Niken-Simon juga pasangan serasi.”

“Siapa bilang mereka khan udah pisah.”

“Kapan?!”Torrie kaget.

“Masa nggak tau, kalo nggak salah waktu elo sakit dulu.”

“Gara-gara mikirin masalah sendiri gue nggak pernah mikirin orang lain.” Torrie beranjak pergi dari ruangan itu.

“Mau ke mana? Ke tempat Niken? Gue gimana? Elo juga belom jawab, masa rela biarin gue mati penasaran nunggu jawaban elo!” Auggie sangat manja.

“Mau ke mana urusan gue…tapi gue juga nggak mau elo mati penasaran di sini.”

“Jadi…” Auggie sangat penasaran.

“Jadi gue sangat senang karena untuk pertama kali ngeliat orang yang belum pernah sakit untuk pertama kalinya terbaring lemah di ranjangnya. The Big Guy Must in His Bed! Gue rasa itu judul yang tepat untuk film kita…” Torrie tersenyum polos pura-pura tidak mengerti apa yang dimaksud oleh Auggie. Auggie ngambek dan memalingkan mukanya, tapi Torrie mendekat dan seperti ingin membisikkan sesuatu. “GUE MAU JADI CEWEK LO, UGGIE!!!” ini bukan bisikan tapi sebuah teriakan.

“Gimana? Puas?” tanpa menunggu jawaban Torrie langsung keluar dari kamar.

Auggie masih terpaku, entah karena kaget dengan jawaban atau tuli karena teriakan Torrie tadi. Mungkin keduanya. Beberapa detik kemudian Torrie datang lagi.

“Uggie…Uggie…” Torrie tampak lebih lembut dari yang tadi.

Auggie menengok seperti orang bodoh, “Hah?!”

“Kenapa gue milih Uggie kenapa bukan Nick?”

Auggie menggelengkan kepalanya.

“Karena setiap gue lagi sama Nicky pasti gue inget Uggie. Setiap gue lagi sama Uggie pasti gue selalu inget…nggak…gue nggak pernah inget Nicky. Dan inilah yang membuat gue bener-bener yakin kalau gue cinta sama Uggie.” Torrie tersenyum lagi dan langsung keluar dengan menutup pintu terlebih dahulu.

Setelah itu Auggie baru bisa tersenyum, senyum yang mengembang dan semakin mengembang. Auggie langsung melonjak dari ranjangnya dan melupakan segala pusingnya.

Semua bantal dan guling dilemparnya, bahkan ia merasa sulit untuk mengungkapkan kebahagiannya. Karena Auggie yakin hidupnya akan semakin berwarna.

Tuhan mahaadil. Dari setiap pasangan insan manusia kekurangan-kelebihan digunakan untuk saling melengkapi satu sama lain. Coba lihat Torrie yang mungil dan lemah tapi di hatinya ternyata ada sebuah batu karang yang teguh, yang tidak pernah ingin diremehkan orang lain. Sedangkan Auggie yang mungkin hampir sempurna untuk ukuran cowok ternyata memiliki kepahitan dalam hatinya yang membuatnya menderita suatu penyakit secara psikis. Tapi Tuhan mempersatukan mereka karena mereka saling membutuhkan satu sama lain.

Torrie dapat menemukan cinta sejati pangerannya yang nyata, begitupula dengan Auggie yang akhirnya bisa meraih cinta yang telah sekian lama dipendamnya. Tapi tidak hanya cinta yang Auggie dan Torrie peroleh, mereka juga dapat merasakan kehangatan, perasaan bebas, keperdulian dengan sesama, warna dalam kehidupan, dan yang terpenting adalah kebahagiaan. Ini semua berkat Tuhan, berkat hari-hari ajaib-Nya.

Kamu juga ingin seperti Torrie yang menemukan pangerannya, nantikan saja selalu karena pangeran itu pasti akan datang walaupun mungkin bukan seorang prince charming…(karena belum tentu semua pangeran itu charming hehehe…)

4 Januari 2005

4 comments :

Anonymous said...

halo
i'am not a reader, so i do not read this..sorry
but this day 01 Feb 2011 happy birthday yoo..

Ah me too same as you, i'am an imajiner, but i do not ever finish me story, i do not know why...

But when i saw you create a novel need time until year, wow, i think i can more be patient to create my story...ehehe tq
Gbu....

k

Hayalkoe said...

Hy there,
it's a great start when u already became an Imajiner

Just write anything in your mind without bother anyone else

Actually I write this novel for 7 months

You can do in the less time if you dicipline

Shein Shein said...

ayo ka, terbitin. Oya, minta biodata kaka dong. Soalnya kalo ditanya idola pengen nulis kaka. Saya kagum sama kaka karena choco love, jadi nunggu karya kaka terus

Hayalkoe said...

kamu email pertanyaan soal biodata aku yang kamu mau ya
di
melz_space@yahoo.com